JAKARTA, KLIKHEALTH — Direktur Kesehatan Keluarga Kementrian Kesehatan dr. Eni Gustina mengungkapkan terjadinya peningkatan angka kematian ibu yang berusia 20 tahun ke bawah.
“Selama ini kehamilan pada ibu di atas 35 tahun dianggap beresiko. Padahal, kehamilan pada remaja berusia di bawah 20 tahun tak kalah berbahayanya,” ujarnya dalam dalam forum diskusi Philip di Jakarta, Desember 2017.
Ia mengungkapkan contoh kehamilan remaja yang terjadi di salah satu kabupaten di Indonesia Timur. Dari 42 kelahiran, 66 persennya lahir dari ibu berusia remaja.
Kecendrungan kematian ibu hamil pun bergeser, dari dulunya banyak terjadi pada ibu berusia di atas 35 tahun, kini terjadi pada ibu berusia di bawah 20 tahun.
dr. Eni mengatakan kehamilan pada ibu remaja beresiko tinggi mengakibatkan kematian karena ketidaksiapan remaja menjadi salah satu penyebabnya. “Tubuhnya belum siap menerima kehamilan,” ujarnya seperti dinukil dari health.com. Ketidaksiapan ini juga sering menyebabkan lahirnya bayi prematur.
Faktor lainnya adalah remaja yang hamil umumnya akan mengalami stres yang dapat berakibat buruk bagi kesehatannya. “Untuk mendapatkan generasi yang baik, maka kehamilan sudah seharusnya disiapkan lebih dulu,” tambah Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, dokter ahli kandungan dan kebidanan yang juga merupakan spesialis fetomaternal, dalam forum yang sama.
Salah satu cara menyiapkan kehamilan adalah dengan mempersiapkan tubuh ibu. Bila berat badan ibu masih kurang, maka sebelum hamil sebaiknya ibu meningkatkan berat badannya lebih dulu.
Denganberat badan yang ideal, maka tubuh menyimpan zat gizi yang dibutuhkan ibu dan janin dalam jumlah cukup yang akan digunakan selama masa kehamilan, dan bekal saat ibu menyusui nanti. Meskipun ibu hamil tetap harus mengonsumsi makanan dari luar, namun cadangan zat gizi ini juga tetap dibutuhkan.
Selain itu, dr. Ali menambahkan, untuk menjaga kehamilan agar mengasilkan anak yang sehat, kehamilan harus selalu dijaga. Antara lain dengan rutin melakukan pengecekan kehamilan dan mengonsumsi makanan yang seimbang. Suryo Suwignjo, Presiden Direktur Philips Indonesia juga turut peduli dengan hal ini. Menurutnya, masa depan bangsa tergantung pada kualitas bayi-bayi yang dilahirkan. (*)
Komentar