KLIKHEALTH — Penyakit HIV/AIDS begitu ditakuti karena seringkali diibaratkan seperti bunyi lonceng kematian. Namun, perkembangan dunia medis telah menemukan obat untuk mengobatinya.
Dinukil dari laman depkes.go.id, dengan terapi obat yang tepat dapat membantu memperpanjang harapan hidup penderita.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. H. M. Subuh, MPPM, mengatakan, dengan menjalani terapi Anti Retroviral (ARV), orang yang terinfeksi virus HIV tetap bisa memiliki umur yang panjang, sehat dan produktif. Terapi ARV secara teratur sangat penting bagi orang dengan HIV positif, karena akan menekan jumlah virus HIV yang ada di tubuh sekaligus menjaga kekebalan tubuh (CD4 > 350).
Menurutnya, minum obat ARV bagi mereka yang HIV positif akan mencegah penularan pada orang lain, mencegah munculnya gejala AIDS, menjaga produktivitas dan meningkatkan kualitas hidup.
Selama ini bahkan hingga saat ini, pemerintah tetap menjamin ketersediaan pengobatan ARV. Di tahun 2017, Kemenkes menganggarkan dana lebih kurang 800 Milyar rupiah agar masyarakat, khususnya orang dengan HIV-AIDS atau para ODHA, bisa mendapatkan dan memanfaatkannya secara gratis.
Pada masa lalu, tidak semua ODHA bisa memulai terapi ARV, hanya ODHA dengan persyaratan klinis tertentu (CD4<350). Namun, penelitian klinis beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi HIV sebaiknya memulai terapi ARV dini (tanpa memandang jumlah CD4) karena terbukti memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan dan ketahanan hidup pasien.
Karena itu, Kemenkes menyambut baik kabar gembira tersebut dengan melakukan inovasi treat all pada tahun 2018, yakni semua ODHA di Indonesia dapat memulai terapi ARV berapapun jumlah CD4 nya.
Komentar