KLIKHEALTH – Menteri Kesehatan Nila Moeloek menerima kedatangan Kloter pertama JKG-1 jamaah haji Indonesia, Senin (19/8/2019) kemarin sekitar jam 18.00 wib di terminal 2D Bandara Soekarno Hatta. Didampingi oleh Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Anung Sugihantono, dan dua Staf Ahli Menkes M. Subuh dan Pattiselanno Robert Johan, Menkes Nila menyambut langsung dan menyampaikan ucapan selamat datang kepada para tamu Alloh di dalam pesawat Garuda Indonesia.
”Assalamualaikum bapak/ibu haji dan Hajah. Saya Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengucapkan selamat datang di tanah air. Alhamdulillah, semoga menjadi haji mabrur,” ucap Menkes Nila Moeloek seperti dikutip depkes.go.id.
Setelah bertanya kabar, Menkes Nila berpesan agar menyimpan baik-baik Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) yang dibagikan petugas kepada jamaah haji setelah turun pesawat. Selama 3 Minggu kartu itu dipegang. Dan jika ada yang sakit, bawa ke puskemas dan rumah sakit. Kartunya diperlihatkan ucap Menkes Nila Moeloek.
K3JH merupakan kartu yang diisi oleh jamaah haji untuk merekam atau mencatat gejala-gejala penyakit yang mungkin timbul selama 21 hari setelah pulang menunaikan ibadah haji. Gejala itu di antaranya sakit demam, batuk, sesak napas, diare, perdarahan dan kaku kuduk. Bila setelah 21 hari di tanah air, maka K3JH ini diserahkan/dikirimkan ke puskesmas setempat.
Setelah turun dari pesawat, jamaah haji melewati pemeriksaan kekarantinaan kesehatan. Satu persatu jamaah haji diamati suhu tubuhnya dengan alat pemindai suhu tubuh (thermalscanner). Pemeriksaan suhu tubuh ini untuk melakukan skrining terhadap kemungkinan penyebaran penyakit yang dapat menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) seperti meningitis, MERS-COV, dan ebola virus. Menkes Nila Moeloek menyalami pada jamaah haji setelah melewati thermal scanner sambil berpesan senantiasa menjaga kesehatan.
Di hadapan awak media usai menyambut para jemaah, Menkes menyampaikan Kementerian Kesehatan tetap mengawasi kesehatan jamaah haji untuk mencegah terjadinya penularan penyakit seperti MERS-CoV. Saat ini, Kementerian Kesehatan menyiapkan dua alat thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh jamaah. Jika ada jamaah haji yang terdeteksi suhu tinggi atau demam akan dilakukan isolasi dan observasi. Sampai saat ini belum ditemukan jamaah haji yang terdeteksi memiliki suhu tubuh yang tinggi.
Menkes juga menyampaikan hingga hari ke-44 (19/8/2019) jumlah jamaah haji yang wafat sebanyak 243 orang. Sementara jamaah yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sebanyak 174 orang dari 1.564 jamaah. Sementara di KKHI Madinah sebanyak 416 orang yang dirawat sudah kembali atau sembuh. Selain di KKHI, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Madinah masih merawat sebanyak 3 orang dan 219 orang di rawat di RSAS Makkah. Kementerian Kesehatan tetap akan mendampingi jamaah haji yang masih dirawat di Arab Saudi.(*)
Komentar