KLIKHEALTH – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bersama Mitra Kerja ke berbagai daereah di Sumatera Barat.
Setelah sebelumnya sosialisasi tersebut di gelar di Koto Baru Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, kali ini lembaga pengendalian jumlah penduduk di Indonesia itu menggelar sosialisasi di Nagari Koto Baru, X Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Bersama dengan Komisi IX DPR RI, BKKBN pada sosialisasi itu mengangkat tema “Mengoptimalkan Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan”. Pada sosialisasi itu, turut hadir anggota DPR RI dari Komisi IX, Suir Syam, Sekretaris BKKBN Sumatera Barat, Budi Mulia.
Kemudian, juga hadir sejumlah perwakilan dari Pemkab Tanah Datar, Camat X Koto, Hendra, dan perwakilan dari pemerintahan Nagari Koto Baru, serta ratusan masyarakat Kecamatan X Koto dan masyarakat dari berbagai daerah lainnya di Kabupaten Tanah Datar
Untuk memeriahkan Sosialisasi Advokasi dan KIE Program KKBPK tersebut, BKKBN juga mengadakan berbagai games-games menarik dengan hadiah utama sepeda, serta hadiah menarik lainnya seperti, magic com, dispenser, kompor gas, seterika, dan hadiah unik lainnya.
Sekretaris BKKBN Sumatera Barat, Budi Mulia mengatakan, sosialisasi ini digelar di 18 kabupaten/kota di Sumatera Barat, dengan tujuan untuk meningkatkan dukungan stakeholder, mitra kerja dan masyarakat dalam pergerakan program KKBPK di Sumatera Barat.
“Selain itu, sosialisasi ini juga untuk meningkatkan komitmen dan keterpaduan mitra kerja dalam melakukan Advokasi dan KIE di Sumbar, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pembinaan ketahanan keluarga,” kata Budi Mulia disela-sela sosialisasi, Kamis, 21 Maret 2019 sore.
Terkait tema “Mengoptimalkan Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan”, Budi Mulia mengatakan bahwa data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 oleh Kementerian Kesehatan RI, presentase prevalensi gizi stunting pada balita sejumlah 37,2 % atau sekitar 9 juta anak.
Maka dari itu, kata dia, untuk mengatasi dan mencegah terjadinya stunting pada balita, diperlukannya pengasuhan yang baik pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Karena pondasi utama kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.
1000 Hari Pertama Kehidupan ini, lanjutnya, dimulai sejak awal konsepsi atau selama 270 hari masa kehamilan, serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun). Pada periode tersebut, terjadi perkembangan otak, pertumbuhah yang begitu cepat.
“Oleh sebab itu, saya berharap peranan keluarga sebagai wahana utama dalam memberikan pengasuhan kepada anak untuk 1000 Hari Pertama kehidupan, karena keluarga berperan penting untuk membangun karakter bangsa yang mulia. Keluarga juga dituntut untuk mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam menambahkan bahwa stunting bisa terjadi, karena tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak ia masih di dalam kandungan. Hasil penelitian WHO, lebih dari 20% kejadian stunting sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan.
“Kondisi ini diakibatkan oleh asupan ibu selama kehamilan kurang berkualitas, sehingga nutrisi yang diterima janin sedikit. Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran,” kata mantan walikota Padang Panjang itu.
Mantan Ketua IDI Sawahlunto yang pernah menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Achmad Mochtar itu menyebut, pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan selain untuk mencegah terjadinya stunting, juga bertujuan untuk membentuk kualitas seorang anak yang dapat dinilai dari proses tumbuh kembangnya.
“1000 Hari Pertama Kehidupan sebagai faktor “nurture” (pemeliharaan, pengasuhan) menjadi sangat penting untuk menstimulasi dan mengintervensi faktor “nature” terlebih lagi yang beresiko, karena pengasuhan tersebut meningkatkan ketahanan tubuh yang dapat meminimalisir kerentanan akibat faktor bawaan,” tutupnya.(*)
Komentar