KLIKHEALTH – Kementerian Kesehatan RI akan menyelenggarakan Youth Town Hall pada 20-21 Maret 2019. Youth Town Hall adalah sebuah platform konsultasi, partisipatif antara pemangku kepentingan terkait dan kelompok pemuda untuk bertukar masukan dan rekomendasi tentang bagaimana meningkatkan kolaborasi dan keterlibatan kelompok pemuda dalam kesehatan dan kesejahteraan kalangan remaja.
Youth Town Hall untuk wilayah EMRO (Eastern Mediteranian Regional Office) pertama telah diselenggarakan di Kairo, Mesir pada tanggal 4 Desember 2018 dan telah berhasil melibatkan lebih dari 100 pemimpin muda dari wilayah EMRO. Untuk SEAR, acara ini pertama kali diadakan di Indonesia. Dari 11 negara SEAR, 10 negara SEAR akan hadir. Hanya Korea Utara yang tidak mengirimkan delegasinya.
Youth Town Hall bertujuan di antaranya untuk memahami prioritas kebutuhan kesehatan yang dirasakan kaum muda, dan memahami harapan kaum muda dari berbagai sudut pandang, termasuk kaum muda dari komunitas yang rentan dan terpinggirkan.
Secara khusus, pertemuan bertujuan untuk memfasilitasi dialog, mendorong umpan balik, menyuarakan beragam perspektif, dan mendiskusikan cara-cara untuk mengatasi keterlibatan pemuda dalam masalah kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Kaum muda saat ini memiliki kesempatan untuk menjadikan tujuan mencapai bonus demografi menjadi kenyataan. Kaum muda merupakan bagian terbesar dari populasi di negara-negara berkembang, seperti yang juga terjadi di wilayah Asia Tenggara (South-East Asia Region/SEAR).
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri, Kemenkes RI Acep Somantri, SIP, MBA mengatakan bonus demografi akan memberikan impact tidak baik jika tidak dikelola dengan baik. Karenanya kaum muda sangat berperan penting dalam hal ini.
”Usia produktif dari 15-65 tahun yang setengahnya usia kaum muda, 18-39 tahun. Kaum muda ini akan jadi kesempatan, dan mereka akan memainkan peran penting dalam pembangunan nasional,” kata Acep pada Temu Media, Senin (18/3) di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Senior Advisor Gender and Youth, WHO Diah Saminarsih mengatakan keterlibatan pemuda sangat penting dalam pembangunan Kesehatan.
Dilaksanakannya Youth Town Hall intinya mau membuat ruang yang bisa menjadi katalisator untuk pembangunan kesehatan, katanya.
Indonesia memiliki lebih dari 63 juta pemuda, yakni sebanyak 26 persen dari total populasi yang berjumlah 238 juta jiwa. Kementerian Kesehatan RI mengaku perlunya menyediakan ruang keterlibatan yang bermakna bagi kaum muda, dan peran mereka dalam membuat keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan kaum muda, terutama yang menyangkut kesehatan dan kesejahteraan mereka.
SEAR Youth Town Hall pertama ini diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dan WHO serta didukung oleh Center For Indonesias Strategic Development Initiatives (CISDI) ini merupakan acara penting yang akan mempertemukan 1000 pemuda dengan usia antara 18 39 tahun. Dengan fokus pada pemuda usia 18-29 tahun dari seluruh kawasan Asia Tenggara, mereka akan berdiskusi dengan para pemangku kepentingan mengenai masalah-masalah pemuda dalam kesehatan masyarakat, mulai dari penyakit tidak menular, kesehatan kota, kesehatan mental, kesehatan seksual dan reproduksi, serta reformasi tenaga kerja kesehatan.
Keterlibatan pemuda yang signifikan menjadi tema utama dialog. Youth Town Hall juga akan mengundang beberapa pemuda dari negara lain di wilayah SEAR untuk berbagi pembelajaran dan praktik terbaik dalam menangani permasalahan kesehatan dan kesejahteraan remaja.
Forum ini akan diikuti oleh 950 anak muda Indonesia dan 40 anak muda dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara (Thailand, Myanmar, Bangladesh, India, Nepal, Srilanka, Indonesia, Timor Leste, Maldives, dan Butan). Mereka dipilih untuk mewakili keterlibatan anak muda dalam masyarakat sipil, badan pemerintah, akademisi, sektor bisnis, dan media, yang relevan dengan pembangunan kesehatan.
Dari forum tersebut diharapkan muncul kebutuhan kesehatan yang dirasakan remaja / pemuda dari negara-negara kawasan Asia Tenggara, adanya masukan dari kaum muda tentang layanan kesehatan ramah remaja dan program kesehatan sekolah yang kemudian akan digunakan untuk mendesain ulang layanan tersebut.
Selain itu juga diharapkan adanya umpan balik tentang harapan kaum muda terkait cara mereka dapat terlibat dalam pembangunan kesehatan, dan mendefinisikan tantangan utama yang dihadapi kaum muda dalam upaya melakukan partisipasi yang bermakna. (*)
Komentar