DEPOK,KLIKHEALTH – Luasnya cakupan pengawasan obat dan makanan di Indonesia, terfragmentasinya kelembagaan yang melakukan pengawasan obat dan makanan, terbatasnya sumber daya (manusia dan anggaran), serta semakin bertumbuhnya pelaku usaha di bidang obat dan makanan merupakan tantangan tersendiri dalam pengawasan obat dan makanan yang menjadi tugas BPOM RI. Dalam menjalankan tugas pengawasan tersebut, saat ini BPOM RI didukung oleh 33 Balai Besar/Balai POM yang berkedudukan di seluruh ibukota provinsi. Kemudian pada tahun 2018, BPOM RI membangun Loka POM di 40 kabupaten/kota di 30 provinsi sebagai upaya memberikan pelayanan yang lebih dekat dengan masyarakat hingga seluruh pelosok negeri.
“Mengawal keamanan dan mutu obat dan makanan di seluruh pelosok negeri, menjadi tujuan kami bekerja. Tidak hanya dalam rangka melindungi masyarakat dari produk yang berisiko terhadap kesehatan tetapi juga meningkatkan daya saing bangsa melalui masyarakat yang sehat dan produk yang aman dan bermutu tinggi,” demikian disampaikan Kepala BPOM RI Penny K. Lukito. “Kami ingin hadir di tengah masyarakat Indonesia, untuk melayani dan melindungi.” lanjutnya.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, BPOM RI membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan profesional. SDM menjadi memiliki peran penting dalam perkuatan tiga pilar pengawasan Obat dan Makanan di Indonesia. Karena itu, BPOM RI bersyukur mendapatkan 1.078 formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2018. Jumlah tersebut secara rinci akan ditempatkan di BPOM RI Pusat sebanyak 260 formasi, di 33 Balai Besar/Balai POM sebanyak 338 formasi, dan di 40 Loka POM sebanyak 480 formasi.
Terkait hal tersebut, secara khusus BPOM RI mengundang dan mengajak generasi muda calon pemimpin masa depan di berbagai daerah untuk bergabung bersama BPOM RI, salah satunya melalui penyelenggaraan job fair. Job fair BPOM tahun 2018 ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan sejak BPOM RI berdiri tahun 2001.
“Job fair di Universitas Indonesia pada hari ini membuka rangkaian job fair BPOM RI yang juga akan dilaksanakan di Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya,” ungkap Penny K. Lukito. “Kami mengundang generasi muda calon pemimpin bangsa yang cinta tanah air, suka tantangan, kreatif, inovatif, dan visioner untuk bergabung bersama BPOM, berkarya untuk Indonesia.” lanjutnya.
Penny K. Lukito menyampaikan bahwa saat ini, BPOM RI menjadi lembaga yang semakin terbuka untuk menjadi wadah aktualisasi diri SDM kompeten dari berbagai multi disiplin ilmu baik ilmu murni maupun ilmu terapan. Keberagaman kualifikasi pendidikan dan kompetensi SDM adalah kebutuhan BPOM RI sebagai konsekuensi dari dinamika lingkungan strategis serta tantangan pengawasan obat ke depan sehingga pelayanan Badan POM kepada bangsa dan negara semakin meningkat.
“Sebagai wujud keadilan dalam memberi kesempatan bekerja dan berkarya, formasi CPNS di BPOM tahun 2018 juga membuka formasi khusus yang memprioritaskan anak bangsa dari wilayah timur Indonesia termasuk putra/putri berprestasi dari Papua dan Papua Barat, penyandang disabilitas, dan lulusan cumlaude,” jelas Kepala BPOM RI.
Rangkaian Job Fair BPOM RI diselenggarakan di Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga (Unair). Melalui job fair ini, mahasiswa/mahasiswi dapat menggali informasi lebih dalam tentang formasi jabatan di BPOM RI. Bidang pekerjaan di BPOM RI bukanlah hanya dilakukan oleh sekumpulan profesi yang mengerjakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian di laboratorium. “Di BPOM RI, kita dapat mengembangkan potensi diri untuk berkiprah dalam berbagai bidang mulai dari pengawas farmasi dan makanan yang langsung melakukan tugas pengawasan hingga fungsi penunjang pengawasan seperti pembangunan infrastruktur dengan konsep green area, pengawasan intern di lingkungan BPOM RI dan pengelolaan SDM. Karena itu, mari bergabung bersama BPOM RI, berkarya untuk Indonesia.” tutup Penny K. Lukito. (*)
Komentar