MAKKAH, KLIKHEALTH – Komite Kantor Urusan Haji Daerah Kerja Makkah Al-Mukaromah atas nama Direktorat Jenderal Kesehatan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia atas pelayanan kesehatan kepada jamaah haji tahun 1439H/2018.
Ucapan terimakasih diberikan oleh Ketua Komite Kantor Urusan Haji Makkah Al-Mukarramah dr. Talat bin Abdul Aziz Mansyi, di Makkah tanggal 16 Agustus lalu.
Sekretaris Jenderal Kemenkes RI Untung Suseno Sutarjo mengatakan bangga atas apresiasi ini.
”Ini sangat membanggakan. Ini hasil kerja tim PPIH dan tim TKHI yang diapresiasi oleh pemerintah Saudi Arabia,” kata dr. Untung.
Pada kesempatan tersebut, Sekjen Kemenkes juga menyampaikan terima kasih atas bimbingan dan kerjasama yang erat dengan Kemenag, Kedubes dan Konjen RI yang memungkinkan hal ini terjadi.
”Terima kasih kepada Bapak Dubes di KBRI Riyad dan Pak Konjen di Jeddah yang senantiasa membantu kami dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia,” kata dr. Untung.
Ada lebih dari 30 negara diundang oleh Kementerian Haji Arab Saudi untuk diberikan apresiasi atas pelayanan kesehatan kepada jamaah haji negara masing-masing. Selain Indonesia, beberapa negara yang diundang di antaranya adalah Malaysia, Pakistan, India, Oman, Thailand, Turki, Iran, Irak, Nigeria, Kazakhstan, dan Cina.
Secara lisan disampaikan bahwa Indonesia terbaik dalam memberikan pelayanan kesehatan haji, diikuti Malaysia. Namun peringkat Indonesia jauh lebih tinggi dibanding Malaysia.
Sebelum memberikan apresiasi, tim dari Pemerintah Arab Saudi sudah berkali-kali meninjau ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, baik dari Kementerian Kesehatan maupun dari Kementerian Urusan Haji.
”Mereka datang untuk melihat perizinan, sarana dan prasarana, serta pelayanan kepada jamaah haji kita. Mereka menilai bagus apa yang kita lakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan sehingga kita diberikan apresiasi,” kata Kabid Kesehatan dr. Melzan Dharmayuli di Makkah.
Menurut Melzan, pemeriksaan oleh Kementerian haji di Arab Saudi sangat ketat. Perizinan untuk tahun ini tidak cukup di Kemenkes Arab Saudi melainkan harus ke Kementerian Urusan Haji.
”Jadi sudah berlapis-lapis mereka menyaring untuk memberikan penilaian kepada kita,” kata Melzan.
Menurut Melzan, mereka sudah melakukan penilaian sejak awal mulai dari kita mempersiapkan jamaah sebelum jamaah tiba di Mekah.
”Kita mengurus masalah izin ambulans, izin gedung, peralatan, limbah medis, penggunaan narkotika. Usaha kita ini diapresiasi oleh mereka karena kita sudah melakukan sesuai standar yang mereka harapkan. Kita tidak sembarangan membuka klinik. Apa yang mereka syaratkan sudah kita terapkan,” tambah Melzan.
Tahun lalu Indonesia mendapatkan penghargaan Health Ambassador dari Kementerian Kesehatan. Tahun ini negara kita mendapatkan penghargaan dari Kementerian Urusan Haji.
”Saya nilai bobotnya lebih tinggi ketika diperiksa oleh Kementerian Urusan Haji dibanding dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Mereka bisa datang dua sampai tiga kali seminggu untuk melakukan sidak (inspeksi mendadak). Kadang malam atau pagi untuk melakukan sidak untuk memastikan bahwa standar yang mereka terapkan kita laksanakan,” jelas Melzan.
Penilaian kesehatan mulai dilihat sejak dari Bandara, di pondokan, di masjid, di bus sholawat.
”Petugas kita ada di mana-mana kita melindungi. Jemaah tidak melepas kemana-mana. Sementara negara lain hanya ada di klinik, menunggu jemaah sakit, tidak sampai seperti kita turun ke jemaah langsung menjemput bola. Kita tidak hanya menunggu jamaah sakit tetapi melakukan intervensi langsung sampai ke jamaah,” tambah Melzan.
Indonesia Terbaik Layani Kesehatan Jemaah
Satu hari sebelum Arafah, Kepala Kantor Urusan Misi Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan Makkah datang ke KKKHI di Mekkah dan menyampaikan untuk melihat langsung fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia yang menurutnya adalah yang terbaik di antara negara-negara yang memberikan pelayanan kepada jamaah hajinya.
Pelayanan kesehatan haji mulai dari dokter di setiap kloter, kemudian di sektor ada Tim Gerak Cepat (TGC) ada juga Tim Promotif Preventif (TPP) dan SDM serta fasilitas di KKHI Makkah yang banyak dokter spesialisnya.
Kepala Seksi Kesehatan Makkah dr. M. Imran menegaskan kesiapan tim kesehatan Indonesia ada di semua lini.
”Pemerintah Indonesia dinilai paling inovatif jauh di atas ekspektasi mereka seperti misalnya kita menyiapkan APD, kacamata, kipas, sendal. Inovasi kita dinilai lebih baik dari negara lain. Kita tidak hanya menyediakan dokter dan perawat saja,” tambah Imran.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka menegaskan bahwa dengan penghargaan ini membuat kita harus lebih baik lagi.
”Semuanya membuat kita harus lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada jemaah. Sudah seharusnya pemerintah lebih komit dalam penyelenggaraan kesehatan haji,” tegas Eka.(*)
Komentar