JAKARTA, KLIKHEALTH -Dalam waktu sepekan mendatang, jemaah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah. Jemaah haji perlu mempersiapkan diri untuk melaksanakan tahapan di Arafah, Muzdalifah, dan juga Mina (Armina) yang menjadi puncak ibadah haji bersama jutaan jemaah dari seluruh dunia.
”Bagi jemaah dengan risiko tinggi (risti) seperti penderita penyakit jantung, disarankan untuk membadalkan ibadah melempar jamarat. Hal ini untuk mengurangi perburukan pada jemaah itu sendiri,” jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka.
Mobilisasi jemaah Indonesia dari Makkah ke Arafah akan dimulai pada tanggal 8 Zulhijah atau 19 Agustus 2018. Untuk pelaksanaan mabit dari Arafah ke Muzdalifah yang dilaksanakan pada 9 Zulhijah mulai saat terbenam matahari hingga dini hari.
Setelah melempar jumrah Aqabah di Mina, jemaah kemudian melanjutkan pergerakan menggunakan bus ke Masjidil Haram di Makkah. Berlanjut di Masjidil Haram, jemaah akan melakukan Tawaf Ifadah dan sai. Ritual ibadah ini akan berlangsung pada 12-13 Zulhijjah atau tanggal 23-24 Agustus 2018 dari pukul 07.00-16.00 Waktu Arab Saudi.
Sebanyak 465 kloter yang membawa 190.505 jemaah Indonesia telah memasuki Makkah. Dari jumlah tersebut sebanyak 127.377 orang (66,86%) diantaranya adalah jemaah risti.
Menilik alur waktu ibadah yang padat, Eka kembali mengingatkan beberapa hal. Data di KKHI Makkah menyebutkan 1.155 orang telah dirujuk ke KKHI dengan total jemaah yang dirawat mencapai 479 orang. Sementara jemaah yang masih dirawat inap di KKHI berjumlah 167 orang dan di rawat di RSAS sebanyak 108 orang. Kelelahan menjadi pemicu utamanya.
”Kami ingin jemaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah dengan baik. Insyaa Allah menjadi haji sehat haji mabrur dan kembali ke ke Tanah Air untuk bertemu keluarga,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, ia menitipkan 15 pesan kepada jemaah haji melalui Tim Preventif dan Promotif (TPP) serta Tenaga medis di masing-masing Kloter (TKHI).
Adapun pesan tersebut di antaranya:
1. Makan teratur agar tubuh bertenaga dan tidak mudah sakit.
2. Sering minum tidak menunggu haus. Saat Armina nanti suhu di Mekkah diperkirakan makin panas. Waspadai risiko kekurangan cairan dan heat stroke.
3. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat keluar pondokan atau tenda termasuk saat antre di toilet di Armina.
4. Kurangi aktivitas fisik yang tidak perlu. Simpan tenaga untuk menyelesaikan Armina.
5. Kurangi aktivitas di luar tenda saat Armina.
6. Bawa obat-obatan pribadi dan mengonsumsinya secara teratur sesuai anjuran dokter.
7. Konsultasikan kesehatan ke petugas kesehatan terutama bagi jemaah berisiko tinggi sebelum berangkat Armina.
8. Bawa dan konsumsi minuman oralit saat di Armina.
9. Peduli serta saling menjaga antar jamaah minimal yang sekamar atau seregu. Berangkat bersama-sama dan pulang bersama-sama.
10. Membawa pisau cukur sendiri dan tidak dipinjamkan atau meminjam milik orang lain.
11. Ketika di area Armina nanti tidak naik ke atas bukit atau tebing atau bebatuan dan tidak berbaring di jalan atau dikolong kendaraan yang terparkir.
12. Pilih rute melempar jamarat yang aman dan sudah direkomendasikan oleh petugas haji Indonesia yaitu rute yang melalui tenda-tenda jemaah Indonesia dan masuk melalui terowongan.
Di jalur tersebut tersebar petugas dan pos kesehatan, sedangkan jalur lainnya tidak ada perlindungan petugas atau pos kesehatan sehingga berbahaya jika dilewati jemaah Indonesia.
13. Tidak memaksakan diri melempar jamarat ketika kondisi kesehatan tidak memungkinkan.
14. Melontar jamarat mengikuti waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi. Untuk jemaah Indonesia waktu melontar yang disarankan untuk tanggal 10 Zulhijah yaitu setelah Ashar atau setelah maghrib dan pada tanggal 11 Zulhijah setelah Subuh. Jika melontar di waktu selain itu akan berisiko terpapar suhu yang sangat panas dan berdesakan dengan jemaah dari negara lain yang postur tubuhnya lebih besar dari jemaah Indonesia.
15. Hati-hati jika menggunakan tangga berjalan atau eskalator di area jamarat karena curam. Angkat pakaian di atas mata kaki untuk menghindari terinjak atau terbelit di eskalator. (*)
Komentar