DENPASAR, KLIKHEALTH – Keluarga Turiyanti merupakan salah satu keluarga pendatang yang memilih untuk tinggal menetap di Kota Denpasar. Bersama sang suami, sehari-harinya ia bekerja sebagai penjahit yang menerima pesanan jahitan dikontrakan sederhana seukuran satu kamar beralamat di jalan Gunung Agung Denpasar Barat, yang juga digunakan sebagai tempat tinggalnya bersama seorang putri tercinta, Putri Aristiani.
Sejak usai 8 bulan, Putri divonis dokter mengidap thalasemia jenis mayor, yang mana mengharuskan putri sematawayang mereka untuk terus menjalani transfusi darah setiap dua hingga tiga minggu sekali. Beruntung uluran tangan pemerintah dapat menjangkau keluarga kecil Turiyanti sehingga dapat turut meringankan beban biaya pengobatan sang buah hati.
“Biaya transfusi darah dan obat-obatannyakan sangat mahal, mana bisa kami membayar biayanya. Tapi alhamdulillah semenjak ada Kartu Indonesia Sehat ini bisa terbantu,” ungkap Turiyanti seperti dikutip dari laman bpjs-kesehatan.
Seperti yang diketahui bahwa Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal. Zat besi yang diperoleh tubuh dari makanan digunakan oleh sumsum tulang untuk menghasilkan hemoglobin. Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah berfungsi mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh anggota tubuh. Penderita thalasemia memiliki kadar hemoglobin yang rendah, oleh karena itu tingkat oksigen dalam tubuh penderita thalasemia juga lebih rendah.
“Dulu kalau mau berobat ke rumah sakit, kalau nggak minjem ya pokoknya hutang dulu kemana-kemana, pinjam sana sini. Yang penting anak bisa masuk darah dulu. Kalau sekarang alhamdulillah ada KIS ini bisa bantu saya gitu, pokoknya bersyukur sekali kami sekeluarga,” tambah Turiyanti dengan mata berkaca-kaca.
Dengan adanya program JKN-KIS, biaya yang seharusnya keluar untuk pengobatan Putri, kini dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhannya sehari hari. Bahkan Putri sekarang menginjak usia 19 tahun dan telah menyelesaikan pendidikannya ditingkat SMA. Kini ia mempunyai harapan untuk melanjutkan kuliah di bidang komputer.
“Pengalaman kami tidak ada keluhan sama sekali pakai KIS ini. Seumpamanya nanti ganti pimpinan jangan sampai diganti KIS ini. Biar program bagus ini dapat terus berjalan biar sama – sama membantu banyak orang yang sangat membutuhkan seperti saya,” harap Turiyanti sembari menyeka air mata tak kuasa menahan haru. (*)
Komentar