JAKARTA, KLIKHEALTH – Sebagian besar warga Indonesia telah bermukim di wilayah bebas malaria. Hal itu berkat upaya pemerintah dengan berbagai sektor di antaranya melalui kerjasama pemerintah dan program-program perecepatan eliminasi malaria.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Elizabeth Jane Soepardi mengatakan 72 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas malaria. Namun, masih terdapat 10,7 juta penduduk yang tinggal di daerah endemis menengah dan tinggi malaria.
”Tingkat penularan di kabupaten/kota di Indonesia sebagian besar sudah rendah bahkan bebas. Sementara kab/kota yang tinggi tingkat penularannya berada di kawasan timur Indonesia yaitu sebanyak 39 kab/kota,” kata dr. Jane pada Temu Media Hari Malaria Sedunia, Senin (23/4).
Situasi malaria di Indonesia pada 2017, dari jumlah 514 kabupaten/kota di Indonesia, 266 (52%) di antaranya wilayah bebas malaria. 172 kabupaten/kota (33%) endemis rendah, 37 kabupaten/kota (7%) endemis menengah, dan 39 kabupaten/kota (8%) endemis tinggi.
Sementara itu, target wilayah eliminasi malaria dari tahun ke tahun terus bertambah. Pada 2016 pemerintah berhasil mengeliminasi malaria di 247 kabupaten/kota, 2017 sebanyak 266 kabupaten/kota, dan tahun ini ditargetkan 285 kabupaten/kota.
Wilayah endemis tinggi malaria tersebut berada di Papua, Papua Barat, dan NTT. Percepatan mencapai bebas malaria perlu dilakukan di Provinsi tersebut.
Hal ini merupakan tantangan dalam eliminasi malaria, sehingga perlu dilakukan strategi percepatan eliminasi malaria melalui pengintensifkan penyemprotan rumah secara selektif, meningkatkan perlindungan kelompok rentan malaria (ibu hamil dan balita) integrasi dengan program KIA, imunisasi dan MTBS, meningkatkan cakupan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan.
Selain itu, pemerintah mengupayakan pencegahan malaria melalui pekan kelambu massal dan pemantauan penggunaannya. Secara nasional, jumlah kelambu yang didistribusikan untuk seluruh Indonesia sejak tahun 2004 sampai 2017 sebanyak 27,6 juta kelambu.
Pada 2017 saja, sejumlah 3.984.224 kelambu telah disitribusikan dalam pekan kelambu massal di 166 Kabupaten/Kota dan 20 Provinsi di Indonesia.
Upaya lainnya berupa pelatihan tenaga malaria (dokter, perawat, analis, kader, petugas surveilans, etomolog, dan penyediaan obat anti malaria dihydroartemisinin.
”Secara umum upaya yang efektif adalah tidur menggunakan kelambu, penyemprotan dinding rumah dan menggunakan repellent. Sementara yang lain adalah dengan manajemen lingkungan, termasuk menebarkan ikan pemakan jentik, seperti ikan mujair dan cupang,” ucap dr. Jane, seperti dikutip dari laman depkes.go.id. (*)
Komentar