Klik Health
  • Home
  • Terkini
  • Bidik
  • Indepth
  • Herbal
  • Parenting
  • Potret
  • Cantik
  • Tips
  • Yankes
  • Farmasi
  • Home
  • Terkini
  • Bidik
  • Indepth
  • Herbal
  • Parenting
  • Potret
  • Cantik
  • Tips
  • Yankes
  • Farmasi
Klik Health
No Result
View All Result
Home Terkini

Puskesmas Remu Sorong Papua Temukan 15 Pasien TBC

17 April 2018
in Terkini
Puskesmas Remu Sorong Papua Temukan 15 Pasien TBC
Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

PAPUA, KLIKHEALTH – Puskesmas Remu, Sorong, Papua Barat menuturkan bahwa di wilayah kerjanya sejak Januari hingga Maret 2018, terdapat 15 orang positif pasien dengan tuberkulosis (TBC).

“Jumlah tersebut ditemukan saat kami melakukan tinjauan langsung ke masyarakat untuk menemukan sekaligus mencegah terjadinya TBC,” kata Dokter Wahyuni Dwi Dianingsih, salah satu dokter di Puskesmas Remu, seperti dikutip klikhealth.com dari laman menkes.go.id, Selasa (17/4/2018).

BeritaTerkait

Pengabdian kepada Masyarakat di Padang Besi, Fakultas Farmasi Unand Sosialisasikan Penyakit Osteoarthritis

Donor Darah Semen Padang, 400 Kantong Darah Terkumpul

PP No. 28 Tahun 2024 Perkuat Regulasi Terkait Susu Formula: Dukung ASI Eksklusif

Peninjauan langsung ke lapangan, katanya, merupakan implementasi dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), meskipun di Kelurahan Remu Selatan, baru sebagian dari PIS-PK itu dilaksanakan tahun ini.

Ia pun juga menuturkan bahwa 15 orang positif TBC itu, tersebar di Kelurahan Remu Selatan sebanyak 6 pasien, Klaklubik, Malabutor dan Klasabi masing-masing terdapat 3 pasien yang positif TBC.

Selain positif TBC, juga ditemukan 57 orang pasien dengan suspec TBC. Rinciannya, Remu Selatan sebanyak 16 pasien, Klasabi 21, Klaklubik 4, dan Malabutor 7 orang pasien. “Dari jumlah tersebut, juga terdapat 9 pasien berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Remu,” ujarnya.

Sejak Januari 2018, petugas Puskesmas Remu telah melakukan beberapa kegiatan dalam mengatasi masalah TBC. Kegiatan itu meliputi survei kontak serumah, penyuntikan kategori dua, penjaringan suspek TB di kelurahan atau survei kontak isi rumah di sekitar pasien dengan TBC positif.

Kemudian, kunjungan rumah mangkir (datang ke rumah pasien yang tidak mengambil obat di Puskesmas), pemasangan spanduk, baliho, dan leaflet, penyuluhan, serta survei kontak kembali pasien post pengobatan TBC (6-12) bulan pengobatan.

“Jadi kalau (penyuntikan) TBC kategori dua itu obatnya adalah suntikan streptomycin selama 56 kali tiap hari. Jadi kalau libur petugas menyuntik di rumah pasien,” kata Wahyuni.

TBC di Indonesia merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian nomor empat setelah penyakit stroke, diabetes dan hipertensi. Sementara sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia.

Kasus penyakit TBC di Indonesia masih terbilang tinggi, yakni mencapai sekitar 450 ribu kasus setiap tahun dan kasus kematian akibat TBC sekitar 65 ribu orang.

Dari data tersebut, diharapkan seluruh Puskesmas di Indonesia mampu melakukan pendekatan keluaga dalam menemukan dan mengobati orang dengan TBC agar jumlah penderita menurun.(*)

Tags: papuaSorongTBC
ShareTweetSend
Berita Sebelumnya

Pemusnahan Limbah Medis oleh Kiln Semen Aman bagi Kesehatan

Berita Baru Lainnya

Pemerataan Dokter Spesialis di Daerah Terpencil Sangat Diperlukan

Berita Baru Lainnya
Pemerataan Dokter Spesialis di Daerah Terpencil Sangat Diperlukan

Pemerataan Dokter Spesialis di Daerah Terpencil Sangat Diperlukan

Komentar

Klik Health

Copyright © 2022 KlikHealth.

Navigasi Website

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

Follow Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • Terkini
  • Bidik
  • Indepth
  • Figur
  • Herbal
  • Parenting
  • Potret
  • Tips
  • Yankes
  • Farmasi

Copyright © 2022 KlikHealth.