PAPUA, KLIKHEALTH – Puskesmas Remu, Sorong, Papua Barat menuturkan bahwa di wilayah kerjanya sejak Januari hingga Maret 2018, terdapat 15 orang positif pasien dengan tuberkulosis (TBC).
“Jumlah tersebut ditemukan saat kami melakukan tinjauan langsung ke masyarakat untuk menemukan sekaligus mencegah terjadinya TBC,” kata Dokter Wahyuni Dwi Dianingsih, salah satu dokter di Puskesmas Remu, seperti dikutip klikhealth.com dari laman menkes.go.id, Selasa (17/4/2018).
Peninjauan langsung ke lapangan, katanya, merupakan implementasi dari Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), meskipun di Kelurahan Remu Selatan, baru sebagian dari PIS-PK itu dilaksanakan tahun ini.
Ia pun juga menuturkan bahwa 15 orang positif TBC itu, tersebar di Kelurahan Remu Selatan sebanyak 6 pasien, Klaklubik, Malabutor dan Klasabi masing-masing terdapat 3 pasien yang positif TBC.
Selain positif TBC, juga ditemukan 57 orang pasien dengan suspec TBC. Rinciannya, Remu Selatan sebanyak 16 pasien, Klasabi 21, Klaklubik 4, dan Malabutor 7 orang pasien. “Dari jumlah tersebut, juga terdapat 9 pasien berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas Remu,” ujarnya.
Sejak Januari 2018, petugas Puskesmas Remu telah melakukan beberapa kegiatan dalam mengatasi masalah TBC. Kegiatan itu meliputi survei kontak serumah, penyuntikan kategori dua, penjaringan suspek TB di kelurahan atau survei kontak isi rumah di sekitar pasien dengan TBC positif.
Kemudian, kunjungan rumah mangkir (datang ke rumah pasien yang tidak mengambil obat di Puskesmas), pemasangan spanduk, baliho, dan leaflet, penyuluhan, serta survei kontak kembali pasien post pengobatan TBC (6-12) bulan pengobatan.
“Jadi kalau (penyuntikan) TBC kategori dua itu obatnya adalah suntikan streptomycin selama 56 kali tiap hari. Jadi kalau libur petugas menyuntik di rumah pasien,” kata Wahyuni.
TBC di Indonesia merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian nomor empat setelah penyakit stroke, diabetes dan hipertensi. Sementara sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia.
Kasus penyakit TBC di Indonesia masih terbilang tinggi, yakni mencapai sekitar 450 ribu kasus setiap tahun dan kasus kematian akibat TBC sekitar 65 ribu orang.
Dari data tersebut, diharapkan seluruh Puskesmas di Indonesia mampu melakukan pendekatan keluaga dalam menemukan dan mengobati orang dengan TBC agar jumlah penderita menurun.(*)
Komentar