KLIKHEALTH— RSUP M. Djamil Padang lakukan tranplantasi (pencangkokan) ginjal dari ibu ke anak, Senin (9/10). Ini merupakan tranplantasi kedua yang dilakukan setelah pada 2016 berhasil melakukan tranplantasi dari istri kepada suami.
Operasi pencangkokan ginjal dilakukan oleh tim dokter RSUP M. Djamil bekerjasama dengan tim dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang beranggotakan 8 orang, dengan keahlian dokter bedah (2 orang), dokter penyakit dalam (1 orang), dokter anastesi (1 orang), ahli radiologi (1 orang), dan perawat (3 orang).
Ketua Tim Teknis Operasi Tranplantasi Ginjal RSUP M Djamil Syaiful Azmi mengatakan, resepient (penerima) ginjal adalah Hendrik (40 tahun) dan pendonornya adalah ibu kandungnya Syafrida (57 tahun). Pasien berasal dari Pesisir Selatan.
Salah satu anggota tim tranplantasi dengan keahlian Nefrologi, Dr Hanafi Harun, mengatakan, tranplantasi dari ibu ke anak diharapkan lebih mudah dilakukan karena memiliki kecocokan genetik (HLA) 20 persen.
“HLA-nya cukup bagus. Resikonya lebih kecil karena golongan darahnya sama,” ujarnya. Golongan darah ibu dan anak ini adalah B.
Secara teknis, dijelaskan dokter Bedah RSUP M. DJamil, Dr Jefri, operasi pencangkokan dilakukan dengan menyiapkan dua kamar bedah. Kamar bedah pertama untuk mengeluarkan ginjal pendonor. Setelah dilakukan proses washing (dicuci) dan memperbaiki pembuluh darah, ginjal ini baru dipindahkan ke resepient yang ditanam di perut kanan bawah.
“Operasi dilakukan tanpa membuang ginjal resepient, tapi ditempel,” ujarnya. Proses ini dilakukan, sebutnya, setelah penelitian kalau ginjal resepient hanya fungsinya saja yang terganggu sehingga ginjal tersebut tidak dibuang.
Direktur RSUP M Djamil Padang Yusirwan Yusuf mengatakan tranplantasi merupakan salah satu cara mengobati pasien gagal ginjal, yang biasanya pengobatannya adalah cuci darah dua kali seminggu seumur hidup.
“Kalau ini berhasil, pasien tidak akan lagi cuci darah seumur hidupnya. Jadi, cara pengobatan seperti ini lebih hemat biaya untuk resepientmaupun negara,” ujarnya.
Bagi RSUP M Djamil, sebutnya, ini merupakan terobosan karena merupakan rumah sakit pertama di luar Jawa yang melakukannya.
Ke depan, RSUP M Djamil merencanakan akan melakukan tranplantasi ginjal tiap bulan. Tapi, sebutnya, kesulitannya adalah tranplantasi merupakan tindakan pembedahan kepada orang sehat.
“Ini berat secara hukum dan medis. Oleh karena itu, kami menyiapkan satu tim di luar medis yaitu tim advokasi yang membahas aspek hukumnya supaya tidak terjadi malpraktik,” ujar Yusirwan. (*)
Komentar