KLIKHEALTH– Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Barat dengan Perguruan Tinggi Farmasi di Jawa Barat (ITB, UNPAD, UNJANI dan STFB) mengadakan asesmen untuk memetakan kehadiran apoteker di apotek.
Metode asesmen yang digunakan adalah wawancara apoteker menggunakan Form e-kuesioner. Responden diharapkan mengisi informed consent sebagai bentuk persetujuan sebagai responden dan juga mengisi semua pertanyaan kuesioner. Responden yang melaksanakan asesmen akan diberikan 2 SKP pengabdian IAI.
Seperti dikutip dari farmasetika.com, asesmen ini dilaksanakan dalam rangka penerapan standar pelayanan kefarmasian di apotek dan menghindari permasalahan yang umum terjadi di apotek seperti kesalahan pemberian obat (pemberian obat tidak sesuai resep, penyerahan obat kadaluarsa), kesalahan pemberian informasi obat, dan penyerahan obat keras tanpa resep dokter, maka Apoteker diharapkan dapat tetap berada di apotek sesuai jam pelayanan sesuai dengan prinsip TATAP (Tanpa Apoteker, Tidak ada Pelayanan).
Hasil asesmen berupa data jumlah dan persentase kehadiran apoteker di apotek serta tingkat kesejahteraan apoteker yang diukur dari jumlah pendapatannya.
Ketua PD IAI Jawa Barat, Catleya Febriyanti membenarkan adanya program asesmen ini. “Iya betul, ini adalah project IAI Jabar dengan 5 PTF di Jabar, cukup luangkan waktu 10 menit, insya allah hasil data dari asesmen ini bisa membawa perbaikan kebijakan di IAI yang dapat diimplementasikan kepada seluruh anggota IAI,” kata Catleya. (*)
Komentar