KLIKHEALTH – Gagap atau gangguan bicara terbata-bata adalah gangguan bicara yakni seseorang akan memperpanjang atau mengulang kata, suku kata atau frase dalam berbicara.
Dikutip dari ibudanbalita.com, orang yang gagap akan lebih sulit untuk berbicara lancar jika mengalami stres, kelelahan atau berbicara di depan orang banyak. Tapi kebanyakan orang yang gagap akan lebih mudah berbicara jika dalam suasana yang santai.
Menurut psikolog Dra. Rose Mini AP, M.Psi. , idealnya, di usia sekolah, kemampuan berbicara anak sudah baik. Bila tidak, segera cermati lalu atasi penyebabnya.
* Penyebabnya bisa karena faktor fisik (bawaan sejak lahir) semisal lidah kelewat tebal atau ada kelainan pada struktur organ mulutnya. Bisa juga karena faktor psikis, salah satunya adalah stres.
* Bukan tidak mungkin pula anak gagap karena takut. Terutama bila pernah punya pengalaman buruk semisal belum sempat bicara tapi sudah dibentak duluan. Tak heran kalau kata-katanya tak bisa keluar, kecuali cuma berupa patahan-patahan suku kata. Anak yang gagap saat ngomong , belum tentu tak bisa menyanyi, lo. Boleh jadi saat menyanyi ia tenang, sementara ketika ngomong sedemikian khawatir orang lain bakal menertawakannya.
* Punya ide kelewat banyak juga membuat orang susah ngomong karena ia jadi susah mengatur arus ide-ide yang mengalir deras tadi.
* Jangan pernah lelah memupuk kepercayaan diri anak. Jelaskan, gagap yang dideritanya bukanlah hambatan untuk sukses. Ada baiknya ceritakan kisah sukses mengenai orang-orang yang mengalami gangguan gagap.
* Mintalah anak untuk memperlambat gaya bicaranya yang cenderung terburu-buru. Pompa motivasi anak untuk memperbaiki diri.
* Apa pun penyebabnya, jangan pernah memaksa. Makin dipaksa, kian parah keluhan gagapnya.
* Jangan pula menuntut anak untuk bicara sempurna seperti sesama temannya yang tanpa gangguan. Saat ia mengucapkan “lali” untuk kata “lari”, jangan langsung membentaknya. Lebih bijaksana bila berusaha memaklumi kekurangan/keterbatasannya. Katakan saja, “Oh, maksud kamu lari, ya?”
* Carilah bantuan ahli melalui terapi wicara. Kursus semacam ini seharusnya bisa diandalkan untuk mengasah kecakapan anak bicara. Paling tidak mereka akan mengajari bagaimana cara membuka mulut dan mengatur lidah yang benar untuk setiap pelafalan huruf agar masing-masing terucap jelas. (*)
Komentar