JAKARTA, KLIKHEALTH – Tim Flying Health Care (FHC) lakukan pemeriksaan fasilitas alat kesehatan (Alkes) di RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Papua. Pemeriksaan dilakukan untuk optimalisasi fasilitas pelayanan kesehatan terutama bagi pasien campak dan gizi buruk dengan komplikasi seperti pneumonia.
Radiografer dari tim FHC melakukan pengujian dan kalibrasi, paparan radiasi, dan uji fungsi serta pembenahan ruang radiologi di RSUD Agats sejak Jumat (26/1). Terdapat 4 unit alat sinar-X mobile dan 1 unit C-Arm.
”Alhamdulilah untuk saat ini bisa digunakan, tapi berhubung kondisi baterai kurang maksimal dan suhu ruangan masih kurang dingin jadi bisa digunakan untuk pasien anak-anak saja,” kata radiografer, Iskandar Zulkarnain, Kamis, (1/2).
Setelah dilakukan pengujian, alat sinar-X mobile hanya 1 unit yang berfungsi, namun saat pengisian baterai tidak mampu terisi secara maksimal. Sehingga, setiap selesai eksposi (foto rontgen) harus menunggu baterai terisi kembali selama 2-5 jam. Baru eksposi berikutnya bisa dilakukan.
Sinar-X mobile ini telah dilakukan uji kesesuaian oleh tim BPFK Makassar dengan pengisian baterai selama 12 jam dan hanya dapat melakukan eksposi sebanyak 12 kali.
Selain itu, pada alat C-Arm sudah dilakukan eksposi namun tidak terlihat gambar pada layar monitor. Untuk mode radiografi dilakukan eksposi namun X-ray tidak bisa keluar.
Namun demikiam, pada ruang radiologi sudah terpasang timbal (Pb) dan tebal dinding 8 cm dengan rangka kayu dan tripleks. Tetapi pada sela pintu tidak dilapisi timbal (Pb).
”Pasien-pasien yang membutuhkan cito torax dirontgen, segera bisa dilakukan rontgen torax,” kata Iskandar.
Selain itu, lanjut Iskandar, 2 tenaga kesehatan dari RSUD sudah diberi pelatihan sebagai petugas radiologi cadangan untuk pengganti radiografer sementara selama trjadi kekosaongan pegawai di radio instalasi. Hal itu dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan radiologi dalam menggunakan alat.
”Dibuat juga SOP penggunaan alat automatic processing. Diharapkan ke depannya radiologi di RSUD ini bisa lebih maksimal dalam pelayanan rontgen,” tambah Iskandar.
Sebelumnya, alat tersebut sudah diinstal oleh tim BPFK dari FHC gelombang 1 dan kemudian diuji fungsi oleh BPFK gelombang 2. Dari uji fungsi itu didapatkan beberapa hal yang telah disampaikan ke radiografer. (*)
Komentar