KLIKHEALTH – Guna meningkatkan tindakan bersama untuk memerangi polusi udara, perubahan iklim dan resistensi antimikroba, serta meningkatkan koordinasi pada pengelolaan limbah dan bahan kimia, kualitas air, dan masalah pangan dan gizi, PBB dan WHO melakukan kerjasama.
Dinulkil dari laman who.int, kerjasama tersebut, ditandai dengan penandatanganan kerjasama antara Kepala Lingkungan PBB, Tuan Erik Solheim, dan Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, di Nairobi baru-baru ini.
Ada empat bidang yang dikerjasamakan, yaitu kualitas udara, iklim, air, limbah dan bahan kimia. Untuk kualitas udara, menyangkut soal pemantauan kualitas udara yang lebih efektif, termasuk panduan ke negara-negara yang menggunakan prosedur operasi standar.
“Seperti penilaian lingkungan dan kesehatan yang lebih akurat, termasuk penilaian ekonomi; dan advokasi, dan kampanye BreatheLife yang mempromosikan pengurangan polusi udara untuk iklim dan manfaat kesehatan,” kata Solheim usai mendatangani kesepakatan dengan WHO baru-baru ini.
Kemudian iklim, lanjutnya, yakni mengatasi penyakit bawaan vektor dan risiko kesehatan terkait iklim lainnya, termasuk melalui penilaian manfaat kesehatan yang lebih baik dari strategi mitigasi dan adaptasi iklim.
Sedangkan air, memastikan pemantauan data yang efektif terhadap kualitas air, termasuk melalui berbagi data dan analisis kolaboratif terhadap risiko pencemaran terhadap kesehatan.
Untuk bidang limbah dan bahan kimia, kerjasamanya berupa promosi pengelolaan limbah dan bahan kimia yang lebih berkelanjutan, terutama di bidang pestisida, pupuk, penggunaan antimikroba.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk memajukan tujuan manajemen bahan kimia siklus hidup yang baik pada tahun 2020, sebuah target yang ditetapkan dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pembangunan Berkelanjutan tahun 2012. Kerja sama ini, juga mencakup pengelolaan bersama kampanye advokasi BreatheLife untuk mengurangi polusi udara untuk berbagai iklim, lingkungan dan manfaat kesehatan,” ujarnya.
Kerjasama ini, lanjutnya, merupakan kesepakatan formal yang paling signifikan mengenai tindakan bersama di seluruh spektrum masalah lingkungan dan kesehatan selama lebih dari 15 tahun. Ada kebutuhan mendesak kedua lembaga untuk bekerja sama lebih erat guna mengatasi ancaman kritis terhadap kelestarian lingkungan dan iklim – yang merupakan fondasi kehidupan di planet ini.
“Kesepakatan baru ini mengakui kenyataan yang sebenarnya, dan ini terkait langsung dengan kesehatan lingkungan tempat tinggal. Kebakaran udara, air dan kimia yang membunuh lebih dari 12,6 juta orang per tahun yang tidak boleh berlanjut,” bebernya.
Sebagian besar kematian ini, tambah Tedros dari WHO, terjadi di negara-negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin di mana pencemaran lingkungan memakan korban kesehatan. Kolaborasi baru ini juga menciptakan kerangka kerja yang lebih sistematis untuk penelitian bersama, pengembangan alat dan panduan.
“Kemudian terkait pengembangan kapasitas, pemantauan sasaran pembangunan berkelanjutan, kemitraan global dan regional, dan dukungan terhadap forum kesehatan dan lingkungan regional,” pungkas Tedros.(*)
Komentar