KLIKHEALTH – Guna menangani wabah campak dan kasus gizi buruk yang semakin meluas di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, Pemerintah Daerah setempat telah membentuk tim yang terdiri dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah di Kabupaten Asmat.
Kabag Humas Pemkab Asmat M Reza A Baadila mengatakan, tim yang telah dibentuk itu akan terjun ke 23 distrik (kecamatan) yang mencakup 224 kampung (desa) untuk melakukan pencegahan penularan wabah campak yang lebih besar lagi.
“Tim yang dibentuk itu sudah mulai bertugas sejak Senin kemarin, dan hingga kini tim tersebut tengah melakukan penanganan terhadap kasus campak dan gizi buruk yang telah berkembang sejak September 2017 laku,” kata Reza kepada wartawan, Selasa (16/1/2018).
Dinas Kesehatan Asmat melalui berbagai Puskesmas, sebut Reza, juga telah melakukan kegiatan pengobatan (program Puskesmas Keliling). Sedangkan RSUD Asmat sejak September sampai 11 Januari 2018, melaporkan telah merawat 568 pasien yang terkena penyakit campak.
“Dari jumlah tersebut, sebanyak 393 orang diantaranya menjalani rawat jalan dan sisanya dirawat inap karena kondisinya menburuk. Kendala yang kami hadapi, tidak semua wilayah bisa terjangkau,” ujarnya.
Mobilitas masyarakat, lanjutnya, juga sangat tinggi, sehingga begitu pihak Dinas Kesehatan Asmat datang ke lokasi terdampak, tidak banyak masyarakat dapat ditemui, karena setiap saat masyarakat di lokasi terdampak sering pergi ke hutan dan tinggal berpindah-pindah.
“Di samping itu, keterbatasan tenaga medis dan paramedis di Puskesmas dan Pustu juga menjadi kendala utama dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Asmat yang pemukimannya, terpencar-pencar di wilayah pesisir laut dan sungai,” bebernya.
Sebelumnya, kata Reza melanjutkan, pada Senin (8/1) malam lalu, Bupati Asmat Elisa Kambu langsung memimpin rapat untuk menyikapi secara serius permasalahan tersebut. Rapat saat itu menyepakati membentuk empat tim untuk segera turun ke lapangan dalam rangka melakukan pencegahan dan pengobatan penyakit campak serta pemberian makanan tambahan bagi balita dan anak-anak.
Empat tim tersebut langsung bergerak ke Distrik Pulau Tiga, Distrik Sawa Erma, Distrik Suator, Distrik Akat, Distrik Sirets, Distrik Jetsy, Distrik Kolf dan wilayah-wilayah lainnya seperti Kota Agats pada 9 Januari. Di Kampung Nakai, Distrik Pulau Tiga, tim Pemkab Asmat menemukan satu pasien balita yang terserang campak dan langsung dievakuasi ke RSUD Asmat untuk menjalani perawatan. Dua warga dilaporkan meninggal dunia.
Kasus campak di Distrik Pulau Tiga dilaporkan cukup banyak. Khusus di Kampung Yamas dan Yeni, warga yang terserang campak dilaporkan masing-masing berjumlah satu orang. Adapun di Distrik Suator dilaporkan mengalami puncak kasus campak pada bulan September-Oktober 2017. Tim tidak banyak menemukan pasien campak di wilayah itu karena sebagian besar sudah sembuh.
“Sementara di Distrik Sawa Erma, pihak Puskesmas setempat melaporkan terdapat 39 pasien terserang campak pada Desember 2017 dan tidak ada warga yang meninggal,” bebernya. Sedangkan tim yang turun ke wilayah Tomor, juga tidak ada menemukan adanya kasus campak semenjak awal Januari 2018. Namun di Distrik Akat, ditemukan tiga anak dirawat karena terserang campak.
Bahkan, selama periode Oktober-Desember 2017, terdapat 37 orang yang dirawat di Puskesmas Akat karena terserang campak. Di Kampung Yousakor, Distrik Sirets, pada Desember 2017, juga dilaporkan ada 11 warga terserang campak dan tiga orang mengalami gizi buruk.
Sementara tim yang bergerak di wilayah Kota Agats (ibu kota Kabupaten Asmat), menemukan 12 kasus campak dan tujuh kasus gizi buruk. Sekembalinya dari berabagai distrik, semua tim tersebut langsung menggelar rapat. Dalam rapat itu juga terungkap ada laporan kematian 13 warga di wilayah Kappi, As dan Atat.
“Rapat malam itu memutuskan bahwa empat tim melanjutkan kegiatan ke tempat-tempat yang sudah diperkirakan kasus campaknya meluas. Tim harus berada di tempat pelayan selama tiga hari untuk melakukan pengobatan,” ujar Reza.
Terkait wabah campak yang meluas di Kabupaten Asmat itu, Bupati Elisa Kambu memerintahkan seluruh jajaran agar segera menuntaskan masalah tersebut dan dampak-dampak lainnya seperti gizi buruk di seluruh Asmat dalam bulan Januari hingga Februari mendatang. (*)
Komentar