JAKARTA, KLIKHEALTH – Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) mengatakan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap perilaku yang di luar kebiasaan dan memiliki risiko kesehatan yang belum dapat dibuktikan secara ilmiah kebermanfaatannya, salah satunya perilaku meminum air kencing unta.
”Mungkin bisa, tapi memang perlu kita teliti betul ada apa di dalam urin ini. Mungkin tidak semua bisa diambil, mungkin ada beberapa zat yang bisa digunakan untuk apa. Tapi kalau langsung diminum, saya kira tidak, di dalamnya ada bakteri-bakteri. Saya kira secara ilmiah itu perlu diteliti dulu,” tutur Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), seperti dikutip dari laman, menkes.go.id
Perlu diketahui bahwa urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi oleh organ ginjal.
Upaya Kemenkes untuk menyerukan agar masyarakat menghindari perilaku berisiko kesehatan cukup beralasan, mengingat hal ini merupakan upaya Kemenkes untuk mencegah masyarakat terkena penyakit saluran pernapasan oleh virus korona atau Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) yang masih ada di Arab Saudi.
Adapun perilaku yang perlu dihindari agar terhindar dari MERS-CoV tersebut dalam hal ini antara lain melakukan kontak dekat dengan hewan (terutama unta), minum susu unta mentah atau air kencing unta, atau makan daging unta yang belum dimasak dengan matang.
Sebuah penelitian yang sudah diterbitkan dalam Journal of Taibah University Medical Sciences, pada April 2016, yang disusun oleh Abdel Galil M. Abdel GAder dan Abdulqader A. Alhaider, merinci komponen penyusun susu dan air kencing unta serta komponen terapeutiknya.
Dalam jurnal tersebut, mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dr Fatin Khorshid, ilmuwan menunjukkan bahwa urin unta yang telah diliofilisasi (penyingkiran air dengan sublimasi dan mengubah ke bentuk gas, red) dapat menghentikan pertumbuhan sel tumor yang ditanam ke hewan percobaan.
Dalam penelitian Khorshid,senyawa dalam urin unta bisa menjadi racun bagi sel kanker, memotong suplai darah ke sel tumir melalui mekanisme anti-angiogenesis.
Angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru untuk penyembuhan luka, red) disebut berperan penting dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, sebab darah bermanfaat untuk pertumbuhan kanker.
Penelitian tersebut akhirnya dilanjutkan Abdel dan timnya. Mereka menemukan bahwa urin dan susu unta bisa menghambat angiogeneses pada tikus.
“Urin unta menghambat ekspresi gen yang signifikan yang mengkodekan enzim pengaktifan karsinogen Cyp1a1 pada tingkat mRNA di sel kanker hati. Anti-kanker apoptotik juga ditunjukkan oleh susu unta,” tulis mereka dalam makalahnya.
“Sampai saat ini sebenarnya unsur anti-keganasan pada susu unta atau air seni belum diidentifikasi,” sambungnya.
Sejumlah penelitian terus dilakukan soal khasiat kencing unta yang biasanya dikonsumsi dengan dicampur sedikit susu. Rata-rata, penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari Timur Tengah. (*)
Komentar