KLIKHEALTH — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tanggerang, Banten, merilis bahwa selama 2017, ada 34 warga Tangerang terserang difteri, empat di antara meninggal dunia akibat tingkat keparahan penyakit dan terlambat dirawat.
“Korban penyakit ini mayoritas tinggal di wilayah pesisir pantai utara, yakni Kosambi dan Kresek. Hal itu dikarenakan kondisi lingkungan yang kotor serta tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tanggerang, Desiriana, dikutip dari okezone.com, Selasa (9/1/2018).
Di Tanggerang, kata Desiriana, penyakit difteri tersebar di 13 kecamatan. Untuk mengantisipasi agar tidak meluas, pihaknya telah memberikan upaya pencegahan dengan cara imunisasi vaksin difteri-tetanus kepada warga yang berumur satu hingga 19 tahun.
“Dari 13 kecamatan, beberapa di antaranya menjadi sumber penyebaran difteri, seperti Kecamatan Panongan, Balaraja, Cisauk, Kelapa Dua, Pasar Kemis, Sukamulya, Jambe, Curug, Sepatan Timur, Cikupa, Tigaraksa dan Sepatan,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus difteri, Dinkes Kabupaten Tanggerang juga menyiagakan petugas Puskesmas yang tersebar pada 29 kecamatan. Jika ada warga yang terkena supaya segera ditangani. Warga yang positif suspek difteri mendapatkan penangganan medis secara intensif.
“Dinkes Tanggerang juga melakukan pencegahan dengan memberikan obat profilaksis kepada keluarga pasien yang terpapar difteri. Hal tersebut dilakukan, karena penularan difteri sangat cepat kepada orang terdekat melalui semburan air liur dan pernafasan,” bebernya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang, Aida Hubaedah meminta Dinkes Tanggerang untuk lebih fokus dalam penangganan penyakit difteri agar tidak menimbulkan korban lebih banyak lagi, karena difteri merupakan salah satu virus yang bila tidak dicegah dan dapat mematikan.(*)
Komentar