KLIKHEALTH – Apa perbedaan nyeri dada karena gerd dan penyakit jantung? Itu tentunya jadi pertanyaan bagi Anda yang sering mengalami sakit dada.
Panik saat mengalami nyeri dada dan mengira itu serangan jantung? Sebenarnya, tidak semua nyeri dada mengindikasikan penyakit atau serangan jantung. Gejala ini juga bisa jadi tanda kondisi lain, seperti GERD (gastroesophageal reflux disease), atau dikenal dengan sebutan penyakit asam lambung.
Hal ini karena GERD dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, dan menyebabkan nyeri serta rasa terbakar di dada. Kondisi ini disebut juga heartburn. Lantas, bagaimana mengetahui perbedaan nyeri dada karena GERD dan serangan jantung?
Ini Bedanya Nyeri Dada karena GERD dan Serangan Jantung
Nyeri dada akibat GERD memang mirip dengan serangan jantung, karena sama-sama menimbulkan sensasi perih dan tekanan di dada. Namun, ada beberapa hal yang membuat keduanya berbeda.
Pada kasus GERD, nyeri dada terjadi akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan. Meski timbul rasa nyeri pada dada, kondisi ini tidak berdampak pada jantung.
Hal ini karena kerongkongan dan jantung berdekatan, timbulnya rasa sakit di kerongkongan akibat asam lambung, membuat orang sering keliru menganggapnya sebagai nyeri dada akibat serangan jantung.
Salah satu ciri khas dari nyeri dada akibat GERD adalah disertai sensasi rasa pahit di lidah dan perut terasa kembung atau begah. Sementara pada nyeri dada akibat serangan jantung, ciri-ciri tersebut tidak terjadi. Nyeri dada akibat serangan jantung memiliki sensasi rasa sakit yang berbeda.
Gejala Nyeri
Gejala nyeri dada akibat serangan jantung biasanya membuat pengidapnya merasa dadanya sedang ditekan, diremas, dan sangat tidak nyaman. Selain itu, nyeri dada juga sering kali disertai dengan gejala lain, seperti mual, sesak napas, keringat dingin, kepala terasa ringan, dan rasa lelah.
Perlu dipahami juga bahwa tidak semua orang yang mengalami serangan jantung akan mengalami nyeri dada. Mengutip dari laman Cleveland Clinic, nyeri dada akibat serangan jantung lebih umum dialami oleh pria ketimbang wanita. Pada wanita, umumnya gejala serangan jantung adalah rasa sakit di lengan, leher, hingga rahang.
Agar lebih memahami lagi bedanya nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung, berikut ini poin-poin perbedaan yang perlu dicermati:
Nyeri dada akibat GERD biasanya semakin parah setelah makan, membungkuk, berbaring, atau mengubah posisi yang dapat membuat asam lambung semakin naik. Sementara nyeri dada akibat serangan jantung tidak demikian.
Nyeri Akibat Gerd
Dada akibat GERD bisa diatasi dengan minum obat yang dapat menurunkan asam lambung, sedangkan nyeri dada akibat serangan jantung tidak dapat mereda saat minum obat pereda asam lambung.
Nyeri dada akibatnya bisa disertai dengan gejala perut kembung, sedangkan nyeri dada akibat serangan jantung tidak disertai dengan gejala ini.
Itulah sedikit penjelasan mengenai perbedaan nyeri dada akibat GERD dan serangan jantung. Dapat terlihat bahwa karakteristik nyeri dada akibat keduanya jelas berbeda, ya. Meski begitu, baik nyeri dada akibat GERD ataupun serangan jantung tidak boleh disepelekan.
Jika kamu atau orang terdekat ada yang mengalami gejala nyeri dada, baik karena GERD atau serangan jantung, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Penyakit ini tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang lebih serius, seperti radang kerongkongan jangka panjang (esophagitis), penyempitan esofagus, bahkan ketidaknormalan sel-sel esofagus yang bisa menyebabkan kanker.
Sementara itu, serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang harus segera mendapatkan pertolongan. Jadi, jika mengalami nyeri dada atau gejala lainnya, segera cari bantuan medis, agar tidak mengancam nyawa pengidapnya.
Komentar