JAKARTA, KLIKHEALTH – Beberapa bulan sebelumnya, masyarakat mungkin belum mengenal apa itu penyakit Difteri. Pemerintah menyadari bahwa meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan penyakit tersebut, menimbulkan kekhawatiran berlebihan akan penularan.
Kementerian Kesehatan menggarisbawahi bahwa pada dasarnya seseorang yang telah diimunisasi secara lengkap artinya memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), salah satunya Difteri.
”Yang penting itu (riwayat) imunisasinya. Imunisasi itu bisa mencegah difteri. Kalau sudah imunisasi kan sudah kebal”, jelas Direktur Surveilans dan Kerantina Kesehatan Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSc, seperti dikutip laman depkes.go.id.
Dijelaskan oleh dr. Jane, bahwa masyarakat tidak diperbolehkan untuk bergantian menggunakan peralatan makan dengan penderita Difteri. Begitu pula dengan penggunaan terompet tahun baru, Kemenkes menyarankan agar satu terompet diperuntukkan hanya untuk satu orang, tidak untuk ditiup secara bergantian.
”Menularnya paling kalau digunakan berpindah (bergantian). Ya, itu bisa, karena ludah kita menempel di mulut terompet. Penderita (Difteri) kan tidak boleh tukar menukar peralatan makan, sama saja kan salah satu penyebarannya bisa lewat air liur”, terang dr. Jane.
Ditambahkan oleh dr. Jane, namun perlu penelitian untuk dapat membuktikan apakah benar bahwa kuman Difteri bisa menular dengan cepat dari semburan ujung terompet. Karena menurutnya, Difteri merupakan penyakit yang mudah menular dengan atau tanpa media terompet sekalipun.
”Penyebaran kuman penyebab Difteri ini sangat mudah, bisa melalui bicara atau bersin (yang tidak ditutup, bisa sejauh 7 meter. Tidak perlu bantuan terompet”, tandas dr. Jane. Secara khusus kepada masyarakat, dr. Jane mengingatkan untuk tetap menjaga kebersihan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker bila sedang sakit, dan upayakan tidak melakukan kontak dengan penderita Difteri. (*)
Komentar